Minggu, 13 Juli 2008

Bahasa Indonesia 'semakin diminati'

Bahasa Indonesia 'semakin diminati'

Thailand menjadi salah satu tujuan wisata warga Indonesia
Thailand menjadi salah satu tujuan wisata warga Indonesia
Bahasa Indonesia semakin diminati publik Thailand, demikian kata seorang diplomat Indonesia.

Pernyataan semacam ini tidaklah mudah dikukuhkan, mengingat tidak ada statistik resmi mengenai jumlah warga Thailand yang belajar bahasa Indonesia dari tahun ke tahun.

Namun, bertambahnya perguruan tinggi Thailand yang menawarkan pengajaran bahasa Indonesia mungkin bisa menjadi salah satu indikator, kata Prof Dr Didik Sulistyanto, atase pendidikan dan kebudayaan pada KBRI Bangkok.

Di dunia akademik, bahasa Indonesia mulai dilirik oleh kalangan dosen dan peneliti ilmu sosial setidaknya sejak pertengahan akhir tahun 1970-an.

Seorang dosen senior ilmu politik Wittaya Sucharitanarugsa dari Chulalongkorn University, Bangkok, menuturkan, dia terlebih dahulu belajar bahasa Indonesia secara intensif di Australia sebelum meneliti Indonesia.

Belakangan dia juga bermukim di Salatiga, Jawa Tengah, selama sekitar setahun.

Pemandu wisata

Di luar dunia akademik yang ditekuni Wittaya, meningkatnya minat belajar bahasa Indonesia ini menciptakan peluang kerja bagi beberapa warga Thailand. Salah seorang dari mereka adalah Chaisak Promyong.

Peta lokasi Thailand

Chaisak mengatakan, sebagian orang Thailand yang belajar bahasa Indonesia kelompok pemandu wisata, dan pedagang batu berharga.

Di samping itu, diplomat dan tenaga profesional yang hendak dikirim ke Indonesia juga diminta instansi masing-masing belajar bahasa Indonesia tingkat dasar.

Chaisak Promyong mengatakan, dia menghadapi kesulitan untuk mendapatkan sarana dan media untuk mengasah kemahiran berbahasa Indonesia-nya, khususnya yang sesuai dengan keperluan lokal.

Menurut Atase Pendidikan Didik Sulistiyanto, pemerintah Indonesia menempuh beberapa langkah untuk mengatasi kekurang guru dan pengajar, termasuk dengan menyiapkan pelatihan untuk guru dan menerbitkan media pembelajaran bahasa Indonesia.

Dan, soal apakah soft diplomacy itu akan berhasil, Didik Sulistyanto dari KBRI Bangkok mengatakan, salah satu ukurannya adalah jumlah warga Thailand yang ikut lomba pidato pertama dalam bahasa Indonesia, khusus bagi warga setempat.

Dan, minat publik Thailand mungkin bisa menjadi inspirasi dalam upaya memanfaatkan bahasa sebagai medium komunikasi dan diplomasi antarbangsa setidaknya di lingkungan ASEAN.

http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2008/07/080701_indonesianthai.shtml

Tidak ada komentar: